Mitos adalah serangkaian keyakinan yang dianggap sakral, berbasis pada prasangka, seringkali berada di luar batas rasionalitas manusia yang belum tentu benar, dan sulit dibuktikan kebenarannya 100% berdasarkan rasio dan logika manusia.
Banyak mitos-mitos Indonesia yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang paling sering kita dengar adalah mitos tentang ibu hamil. Contohnya adalah seorang wanita yang sedang hamil, harus membawa gunting kecil atau menyematkan peniti pada pakaian yang sedang dikenakannya. Namun, postingan saya kali ini membahas tentang mitos cinta. Yah… yah… cinta itu emang gak ada matinya yah. Semua orang butuh cinta dan semua orang butuh pengakuan untuk dicintai dan mencintai.
Bila sedang jatuh cinta, dunia terasa penuh bunga. Sehingga terkadang kita sering lupa pada realita hidup. Malah sejak kita masih kecil, sering membaca atau mendengar dongeng atau legenda yang berbau cinta, seperti dongeng Cinderella atau Snow White yang mengisahkan seorang gadis biasa dijemput seorang pangeran pujaan hati, lalu menikah dan hidup bahagia selamanya. Hmmm…, jika Anda terlalu berpatokan pada kedua cerita ini, cinta nyata tak kunjung datang. Ingatlah bahwa cerita cinta bahagia itu hanya ada di negeri dongeng, sedangkan kita hidup di dunia nyata. Supaya tidak terjebak pada mitos yang berbahaya ini, pelajari segera sepuluh mitos salah tentang cinta.
Mitos Pertama : Setiap orang pasti punya belahan jiwa. Boleh saja Anda percaya memiliki belahan jiwa di dunia sana. Namun, bagaimana bila sang belahan jiwa berumur 50 tahun, sudah menikah dan suka mendengkur? Faktanya : Anda punya kesempatan mencari pasangan ideal. Namun, menemukan lelaki yang tepat tentu saja tidak mudah. Karena itu perlu usaha ekstra, misalnya dengan mencoba mengatasi ketidakcocokan dengan pasangan Anda saat ini.
Mitos Kedua : Lelaki dari Mars, Wanita dari Venus. Mitos ini kebalikan dari mitos “belahan jiwa”. Konsep ini mengemukakan bahwasannya ‘perempuan’ dan ‘laki-laki’ sangat bertolak belakang. Jelas mitos ini sangat berbahaya karena selalu dijadikan tameng alias alasan saat hubungan sedang tegang. Buntut-buntutnya tak ada yang mau mengalah karena menganggap laki-laki dan perempuan tidak ada kesamaan. Seperti kata George Carlin, “Pria dan wanita sama-sama manusia. Kalau mau hubungan langgeng, jangan memanfaatkan mitos ini sebagai tameng, hadapi saja dengan berbesar hati.”
Mitos Ketiga : Suatu hari ‘Sang Pangeran’ akan datang… Dan ‘Sang Pangeran’ kemudian memberikan kehidupan aman tenteram pada Anda. Hati-hati cara berpikir seperti ini sangat berbahaya! Anda sebenarnya harus berhadapan dengan realitas hidup saat seperti ini : Menikah bukanlah jalan keluar menyelesaikan persoalan. Karena pada kenyataannya menikah itu rumit.
Mitos Keempat : Cinta saja sudah cukup… Mitos ini tak jauh beda dengan ungkapan cinta bisa mengalahkan segalanya. Ingat kata orang tua dulu, “makan tuh cinta.” Tahukah Anda bahwa hal yang paling sering memicu hancurnya sebuah perkawinan adalah disebabkan oleh komunikasi dan keuangan. Sayangnya kita tidak bisa mengharap perasaan cinta itu menyala terus sepanjang waktu. Adakalanya cinta memudar karena kesepian dan berbagai faktor lain. Karena itu, sebuah hubungan harus dibangun di atas landasan yang kokoh, tidak hanya urusan cinta saja. Beberapa hal yang bisa dijadikan landasan suatu hubungan yakni kesamaan intelektual, rasa humor yang tinggi, satu agama, saling menghargai dan tenggang rasa.
Mitos Kelima : Cinta berarti tak perlu berkata maaf. Andai saja ungkapan tersebut benar. Memanfaatkan kebaikan hati dan kekasih Anda dengan enggan berkata maaf adalah perbuatan salah. Seringkali Anda lupa pentingnya sesekali berkata maaf. Namun karena merasa begitu dekat dan sangat mengenalnya Anda merasa tidak perlu meminta maaf saat melakukan kesalahan. Padahal dalam hati si dia tersinggung. Nah, kalau si dia sampai tersinggung akibat perbuatan Anda, jangan heran bila ia akan jatuh pada orang yang bisa menghargai perasaannya dengan baik.
Mitos Keenam : Bahagia selamanya… Sepanjang sejarah umat manusia belum ada seorang pun yang bisa hidup bahagia selamanya. Memang menggiurkan untuk mempercayai mitos ini. Apalagi pasangan yang baru menikah. Siapa sih yang tidak ingin hidup bahagia selamanya? Kalau Anda bahagia dengan hidup yang Anda jalani saat ini, itu berarti Anda berada di jalur yang tepat. Ingatlah bahwa bahagia atau tidak semua tergantung Anda.
Mitos Ketujuh : Cinta itu menyakitkan. Cinta yang tidak berbalas memang menyakitkan. Seperti yang ditulis C. Spezzano dalam bukunya If It Hurts, It Ain’t Love (Jonathan Ball/Harper Collins). “Kalau menyakitkan hati, itu bukan cinta!” Cinta jadi menyakitkan bila Anda mengejar orang yang salah. Berhentilah sebelum terlambat! Patah hati sewaktu masih remaja atau usia 20-an merupakan hal biasa. Jangan ambil pusing dengan kegagalan cinta. Pada hakekatnya cinta yang sehat’ itu harus membahagiakan.
Mitos Kedelapan : Bila dicintai, dia akan berubah. Pernyataan ini masuk dalam kategori ‘keadaan bisa lebih baik seandainya…’ Mungkin saja si dia bisa berubah tapi bisa dikatakan hampir mustahil mengubah kebiasaan seseorang. Cobalah sesekali menyimak ucapannya dengan baik. ‘Saya belum siap untuk menikah’ artinya si dia belum mau melamar. Tidak ada gunanya meneruskan hubungan. Jika dia seorang pemabuk, sulit baginya mengurangi kebiasaan minum berlebihan. Walau Anda berusaha menasehatinya dengan berbagai macam wejangan dia akan sulit berubah.
Mitos Kesembilan : “Tapi saya mencintainya!” Cinta itu harus timbal balik, jika hanya bertepuk sebelah tangan namanya bukan cinta. So, cari saja cinta lain yang lebih seimbang.
Mitos Kesepuluh : Saya tidak mungkin bisa melupakannya. Bila tak sejalan lagi, seberapa besar pun cinta Anda padanya, cobalah untuk melupakannya. Waktu jugalah yang akan mengobati sakit hati Anda. Memang, di masa depan, Anda pasti jadi bersikap lebih hati-hati untuk bertemu dengan kehidupan cinta yang baru. Dan ingatlah sebelum memulai hubungan baru, bersihkan hati dari kenangan lama agar tidak terjadi kebingungan yang berlarut-larut.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih Atas Masukannya